Sebuah penelitian menunjukkan fakta bahwa seorang suami yang memeluk
istrinya paling tidak 5 kali sehari niscaya umurnya akan lebih panjang 2
hingga 3 tahun,
Pakar dan motivator Dr. Mohd. Fadzilah Kamsah berkata, fakta berdasarkan penelitian oleh seorang pakar di Jerman mengenai hubungan antara sentuhan dan tahap kesehatan.
Pakar dan motivator Dr. Mohd. Fadzilah Kamsah berkata, fakta berdasarkan penelitian oleh seorang pakar di Jerman mengenai hubungan antara sentuhan dan tahap kesehatan.
Seorang suami akan bertambah panjang umurnya jika memeluk isterinya
setiap hari karena pelukan dan sentuhan bisa menyebabkan tubuh manusia
mengeluarkan berbagai hormon termasuk endorfin yang sangat bermanfaat
bagi tubuh.
Subhanallah.. Inilah Arti Jika Kamu Bangun Pukul 3 Hingga 5 Pagi, Gunakan Sebaik Mungkin!
Walaupun, sebagai seorang Muslim kita tidak harus lupa ajal dan maut terletak di tangan Allah.”
Hormon endorfin adalah sejenis bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh dan bermanfaat sebagai penahan sakit dan mengurangkan stress. Selain itu, hormon ini juga mempunyai kesan positif bagi kesehatan sentuhan.
Ada juga penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mendapati bahwa pelukan suami dapat mengurangkan tahap kolesterol dan meningkatkan kesehatan isteri. Wanita yang mempunyai kehidupan seks yang bahagia akan cenderung menghiasi diri dan sehat.
Hormon endorfin adalah sejenis bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh dan bermanfaat sebagai penahan sakit dan mengurangkan stress. Selain itu, hormon ini juga mempunyai kesan positif bagi kesehatan sentuhan.
Ada juga penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mendapati bahwa pelukan suami dapat mengurangkan tahap kolesterol dan meningkatkan kesehatan isteri. Wanita yang mempunyai kehidupan seks yang bahagia akan cenderung menghiasi diri dan sehat.
Dari Laman FB Ust Cahyadi Takariawan:
Istri : Bang, kenapa sih Abang sering banget memeluk aku?
Suami : Karena aku ingin kita awet muda Dek...
Istri : Apa hubungannya Bang?
Suami : Menurut teori psikologi, saat kita berpelukan, tubuh kita mengeluarkan hormon oksitoksin yang membuat perasaan gembira. Hormon itu juga membuang rasa kesedihan, kesepian, terisolasi dan marah dalam diri kita Dek....
Istri : Ow, so sweet Bang.... Terus apa hubungannya dengan awet muda Bang?
Suami : Karena kalau kita selalu bahagia maka kita akan awet muda Dek...
Istri : Waw... Itu sebabnya Abang selalu peluk peluk aku.... Asyiklah kalau begitu Bang....
Suami : Iya Dek... Jadi kita harus sering berpelukan.....
Istri : Iyaaaa tapi trus kapan kerjanya Baaaaang......
Pelukan juga memberikan efek sangat baik saat sedang mengalami guncangan hebat. Pelukan akan menenangkan dan menenteramkan jiwa.
Sesibuk apapun anda, selelah apapun anda, setua apapun anda, jangan pernah melupakan pelukan dengan pasangan.
Suami : Karena aku ingin kita awet muda Dek...
Istri : Apa hubungannya Bang?
Suami : Menurut teori psikologi, saat kita berpelukan, tubuh kita mengeluarkan hormon oksitoksin yang membuat perasaan gembira. Hormon itu juga membuang rasa kesedihan, kesepian, terisolasi dan marah dalam diri kita Dek....
Istri : Ow, so sweet Bang.... Terus apa hubungannya dengan awet muda Bang?
Suami : Karena kalau kita selalu bahagia maka kita akan awet muda Dek...
Istri : Waw... Itu sebabnya Abang selalu peluk peluk aku.... Asyiklah kalau begitu Bang....
Suami : Iya Dek... Jadi kita harus sering berpelukan.....
Istri : Iyaaaa tapi trus kapan kerjanya Baaaaang......
Resep Bahan Dapur Alami ini Sangat Luar biasa, selain Untuk Masakan juga bisa untuk kulit wajah lebih Kinclong...Ya. Penelitian menemukan fakta bahwa berpelukan memberikan efek rasa aman dan nyaman pada suami dan istri. Dengan pelukan, suami dan istri akan lebih terbuka dan jujur dalam berkomunikasi.
Pelukan juga memberikan efek sangat baik saat sedang mengalami guncangan hebat. Pelukan akan menenangkan dan menenteramkan jiwa.
Sesibuk apapun anda, selelah apapun anda, setua apapun anda, jangan pernah melupakan pelukan dengan pasangan.
sumber : catatancerdas.com
Baca Juga :
Pasangan suami dan
istri itu diibaratkan sebagai pakaian satu bagi yang lainnya. Keduanya
saling melengkapi, saling menutupi, saling memperindah, saling
menghangatkan, sebagaimana fungsi pakaian pada umumnya. Bahkan pakaian
sudah menyatu dan menjadi bagian utuh bagi pemakainya. Maka antara suami
dan istri, kehidupan mereka saling melekat satu dengan yang lain.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Pasangan suami dan
istri itu diibaratkan sebagai pakaian satu bagi yang lainnya. Keduanya
saling melengkapi, saling menutupi, saling memperindah, saling
menghangatkan, sebagaimana fungsi pakaian pada umumnya. Bahkan pakaian
sudah menyatu dan menjadi bagian utuh bagi pemakainya. Maka antara suami
dan istri, kehidupan mereka saling melekat satu dengan yang lain
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Pasangan suami dan
istri itu diibaratkan sebagai pakaian satu bagi yang lainnya. Keduanya
saling melengkapi, saling menutupi, saling memperindah, saling
menghangatkan, sebagaimana fungsi pakaian pada umumnya. Bahkan pakaian
sudah menyatu dan menjadi bagian utuh bagi pemakainya. Maka antara suami
dan istri, kehidupan mereka saling melekat satu dengan yang lain.
Ternyata bukan hanya saat bangun, bahkan ketika tidur pun mereka saling
melekat satu dengan yang lain. Sebuah gambaran kedekatan dan kelekatan
yang luar biasa, dimana pasangan suami istri selalu berada dalam situasi
yang dekat dan melekat erat seakan tidak akan ada yang mampu memisahkan
antara mereka berdua. Dalam situasi bangun, mereka selalu melekat
secara pikiran dan kejiwaan, kendati secara fisik kadang harus berjauhan
karena pekerjaan atau kegiatan lain. Dalam situasi tidur, mereka saling
berpelukan erat, tanpa mau tidur sendiri-sendiri.
Richard Wiseman, seorang profesor psikologi dari University of
Hertfordshire di Inggris, bertanya kepada lebih dari 1.000 orang untuk
menjelaskan tentang posisi tidur mereka. Dia juga meminta para responden
untuk menilai kepribadian dan kualitas hubungan mereka. Survei itu
menunjukkan bahwa posisi tidur paling populer ---sebanyak 42 %, adalah
tidur saling memunggungi, diikuti dengan pasangan yang senang tidur
saling berhadapan, 31 %. Penelitian itu juga menemukan bahwa 12 %
pasangan tidur saling berdekatan, hanya kurang dari satu inci, sedangkan
2 % pasangan tidur berjauhan, yaitu sejauh 30 inci atau sekitar 76 cm.
Dari hasil survei tersebut ditemukan, bahwa orang dengan kepribadian
ekstrovert atau memiliki jiwa kebersamaan lebih suka tidur berdekatan
dengan pasangan mereka. Ketika Wiseman membandingkan posisi tidur dengan
kepuasan hubungan dari pasangan yang diteliti, dia menemukan bahwa
kedekatan fisik berkaitan dengan kedekatan emosional. “Salah satu hal
terpenting meliputi sentuhan. Sebanyak 94 % pasangan yang menghabiskan
malam dengan saling menyentuh akan merasa bahagia terhadap hubungan
mereka. Berbeda dengan 68 % pasangan lainnya yang tidak punya kebiasaan
itu,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, 86 % pasangan yang tidur kurang dari satu inci dari
pasangannya, akan merasa lebih bahagia dalam hubungan mereka. Berbanding
terbalik dengan 66 % pasangan yang tidur berjauhan, lebih dari 30 inci.
Menikmati Tidur Bersama
Sebagai pasangan yang diibaratkan seperti pakaian, maka suami dan istri
hendaknya selalu berada dalam suasana kebersamaan baik dalam jaga dan
tidurnya. Kendati tidak selalu bisa berada dalam tempat yang sama, namun
suami da istri telah memiliki ikatan batin yang sangat kuat yang
membuat mereka serasa selalu dekat. Saat suami dan istri harus berpisah
karena ada tugas dinas, atau urusan bisnis, atau urusan organisasi, atau
urusan lain, maka mereka memiliki suasana jiwa yang tetap dekat dan
melekat. Apalagi saat tengah bersama di rumah mereka, tentu suasananya
lebih erat dan lekat.
Sekedar urusan tidur, hendaknya suami dan istri memperhatikan etika agar
tetap merasakan kenyamanan bersama.
1.Usahakan Selalu Tidur Bersama
Saat sama-sama sedang berada di rumah, atau sedang bepergian berdua,
hendaknya suami dan istri bisa berangkat tidur bersama. Ini memerlukan
kesepakatan ritme waktu tidur di antara mereka, sehingga bisa pergi ke
ranjang bersama. Jika memiliki bayi atau anak kecil, bisa mengusahakan
agar anak-anak tidur terlebih dahulu baru kedua orang tuanya menyusul
tidur bersama. Usahakan untuk tidak berangkat tidur pada waktu yang
berbeda, karena membuat mereka tidak bisa menikmati indahnya tidur
bersama. Dengan memiliki kesepakatan waktu tidur, suami dan istri bisa
berangkat tidur bersama-sama.
Tidur bersama itu artinya tidur dalam waktu yang sama dan di tempat yang
sama. Untuk itu, tidak pantas bagi suami dan istri tidur di tempat yang
terpisah saat sedang berada di rumah. Misalnya istri tidur di dalam
kamar sedangkan suami tidur di sofa depan televisi. Atau istri tidur di
ranjang, sedang suami tidur di karpet, meskipun berada di kamar yang
sama. Atau suami dan istri tidur di kamar yang berbeda, atau tidur di
ranjang yang berbeda. Keterpisahan seperti ini membuat kurangnya ikatan
batin antara suami dan istri. Usahakan untuk selalu tidur berduaan.
2.Tidur Sambil Berpelukan
Bukan hanya soal waktu dan tempat tidur saja yang perlu diperhatikan,
namun juga posisi tidur. Walaupun tidur pada waktu yang bersamaan dan di
tempat yang sama, namun kalau tidur dengan terpisah jarak, ditambah
dihalangi oleh bantal dan guling, maka sama saja dengan tidur sendiri
sendiri.
Posisi tidur yang dianjurkan bagi pasangan suami istri adalah posisi
menyamping, dimana suami memeluk istri dari belakang. Dengan posisi itu,
membuat suami merasa memiliki istri seutuhnya, dan secara psikologis
suami merasa lebih pulas tidur. Sebuah penelitian di Medical University
of Vienna menyatakan bahwa tidur berpelukan dapat meredakan stres kerja
atau stres lingkungan sosial, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan
memori. Hal-hal positif tersebut hanya berlaku jika anda memeluk
pasangan yang anda sayangi.
Posisi memeluk dari belakang ini disebut juga dengan istilah forward
bear. Menurut Tod Sinett dalam bukunya “The Truth About Back Pain”,
posisi tersebut jika dilakukan dengan lutut sedikit ditekuk akan sangat
baik untuk pasangan yang memiliki masalah tulang punggung. Selain itu,
studi juga menemukan bahwa pasangan suami istri yang sering berpelukan
saat tidur, membuat mereka lebih awet mudah. Hal ini terjadi karena
mereka merasa bahagia dengan saling mencintai, sehingga hormon oksitosin
(hormon bahagia) pun terlepas merata dalam tubuh masing-masing
pasangan.
Ketika tidur sendiri, otak cenderung berpikir lebih banyak, ini yang
menyebabkan anda seringkali mengalami kesulitan tidur. Studi
menunjukkan, tidur bersama pasangan memungkinkan otak merasa rileks dan
tidak memikirkan hal-hal lain sehingga anda lebih cepat terlelap. Selain
itu, ketika tidur bersama pasangan, anda akan merasa nyaman dan aman.
Hal ini pada gilirannya akan memengaruhi kualitas tidur. Bahkan gesekan
kulit saat tidur dan berpelukan dengan pasangan dapat membantu tubuh
merasa senang karena produksi oksitosin yang tinggi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Pasangan suami dan
istri itu diibaratkan sebagai pakaian satu bagi yang lainnya. Keduanya
saling melengkapi, saling menutupi, saling memperindah, saling
menghangatkan, sebagaimana fungsi pakaian pada umumnya. Bahkan pakaian
sudah menyatu dan menjadi bagian utuh bagi pemakainya. Maka antara suami
dan istri, kehidupan mereka saling melekat satu dengan yang lain.
Ternyata bukan hanya saat bangun, bahkan ketika tidur pun mereka saling
melekat satu dengan yang lain. Sebuah gambaran kedekatan dan kelekatan
yang luar biasa, dimana pasangan suami istri selalu berada dalam situasi
yang dekat dan melekat erat seakan tidak akan ada yang mampu memisahkan
antara mereka berdua. Dalam situasi bangun, mereka selalu melekat
secara pikiran dan kejiwaan, kendati secara fisik kadang harus berjauhan
karena pekerjaan atau kegiatan lain. Dalam situasi tidur, mereka saling
berpelukan erat, tanpa mau tidur sendiri-sendiri.
Richard Wiseman, seorang profesor psikologi dari University of
Hertfordshire di Inggris, bertanya kepada lebih dari 1.000 orang untuk
menjelaskan tentang posisi tidur mereka. Dia juga meminta para responden
untuk menilai kepribadian dan kualitas hubungan mereka. Survei itu
menunjukkan bahwa posisi tidur paling populer ---sebanyak 42 %, adalah
tidur saling memunggungi, diikuti dengan pasangan yang senang tidur
saling berhadapan, 31 %. Penelitian itu juga menemukan bahwa 12 %
pasangan tidur saling berdekatan, hanya kurang dari satu inci, sedangkan
2 % pasangan tidur berjauhan, yaitu sejauh 30 inci atau sekitar 76 cm.
Dari hasil survei tersebut ditemukan, bahwa orang dengan kepribadian
ekstrovert atau memiliki jiwa kebersamaan lebih suka tidur berdekatan
dengan pasangan mereka. Ketika Wiseman membandingkan posisi tidur dengan
kepuasan hubungan dari pasangan yang diteliti, dia menemukan bahwa
kedekatan fisik berkaitan dengan kedekatan emosional. “Salah satu hal
terpenting meliputi sentuhan. Sebanyak 94 % pasangan yang menghabiskan
malam dengan saling menyentuh akan merasa bahagia terhadap hubungan
mereka. Berbeda dengan 68 % pasangan lainnya yang tidak punya kebiasaan
itu,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, 86 % pasangan yang tidur kurang dari satu inci dari
pasangannya, akan merasa lebih bahagia dalam hubungan mereka. Berbanding
terbalik dengan 66 % pasangan yang tidur berjauhan, lebih dari 30 inci.
Menikmati Tidur Bersama
Sebagai pasangan yang diibaratkan seperti pakaian, maka suami dan istri
hendaknya selalu berada dalam suasana kebersamaan baik dalam jaga dan
tidurnya. Kendati tidak selalu bisa berada dalam tempat yang sama, namun
suami da istri telah memiliki ikatan batin yang sangat kuat yang
membuat mereka serasa selalu dekat. Saat suami dan istri harus berpisah
karena ada tugas dinas, atau urusan bisnis, atau urusan organisasi, atau
urusan lain, maka mereka memiliki suasana jiwa yang tetap dekat dan
melekat. Apalagi saat tengah bersama di rumah mereka, tentu suasananya
lebih erat dan lekat.
Sekedar urusan tidur, hendaknya suami dan istri memperhatikan etika agar
tetap merasakan kenyamanan bersama.
1.Usahakan Selalu Tidur Bersama
Saat sama-sama sedang berada di rumah, atau sedang bepergian berdua,
hendaknya suami dan istri bisa berangkat tidur bersama. Ini memerlukan
kesepakatan ritme waktu tidur di antara mereka, sehingga bisa pergi ke
ranjang bersama. Jika memiliki bayi atau anak kecil, bisa mengusahakan
agar anak-anak tidur terlebih dahulu baru kedua orang tuanya menyusul
tidur bersama. Usahakan untuk tidak berangkat tidur pada waktu yang
berbeda, karena membuat mereka tidak bisa menikmati indahnya tidur
bersama. Dengan memiliki kesepakatan waktu tidur, suami dan istri bisa
berangkat tidur bersama-sama.
Tidur bersama itu artinya tidur dalam waktu yang sama dan di tempat yang
sama. Untuk itu, tidak pantas bagi suami dan istri tidur di tempat yang
terpisah saat sedang berada di rumah. Misalnya istri tidur di dalam
kamar sedangkan suami tidur di sofa depan televisi. Atau istri tidur di
ranjang, sedang suami tidur di karpet, meskipun berada di kamar yang
sama. Atau suami dan istri tidur di kamar yang berbeda, atau tidur di
ranjang yang berbeda. Keterpisahan seperti ini membuat kurangnya ikatan
batin antara suami dan istri. Usahakan untuk selalu tidur berduaan.
2.Tidur Sambil Berpelukan
Bukan hanya soal waktu dan tempat tidur saja yang perlu diperhatikan,
namun juga posisi tidur. Walaupun tidur pada waktu yang bersamaan dan di
tempat yang sama, namun kalau tidur dengan terpisah jarak, ditambah
dihalangi oleh bantal dan guling, maka sama saja dengan tidur sendiri
sendiri.
Posisi tidur yang dianjurkan bagi pasangan suami istri adalah posisi
menyamping, dimana suami memeluk istri dari belakang. Dengan posisi itu,
membuat suami merasa memiliki istri seutuhnya, dan secara psikologis
suami merasa lebih pulas tidur. Sebuah penelitian di Medical University
of Vienna menyatakan bahwa tidur berpelukan dapat meredakan stres kerja
atau stres lingkungan sosial, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan
memori. Hal-hal positif tersebut hanya berlaku jika anda memeluk
pasangan yang anda sayangi.
Posisi memeluk dari belakang ini disebut juga dengan istilah forward
bear. Menurut Tod Sinett dalam bukunya “The Truth About Back Pain”,
posisi tersebut jika dilakukan dengan lutut sedikit ditekuk akan sangat
baik untuk pasangan yang memiliki masalah tulang punggung. Selain itu,
studi juga menemukan bahwa pasangan suami istri yang sering berpelukan
saat tidur, membuat mereka lebih awet mudah. Hal ini terjadi karena
mereka merasa bahagia dengan saling mencintai, sehingga hormon oksitosin
(hormon bahagia) pun terlepas merata dalam tubuh masing-masing
pasangan.
Ketika tidur sendiri, otak cenderung berpikir lebih banyak, ini yang
menyebabkan anda seringkali mengalami kesulitan tidur. Studi
menunjukkan, tidur bersama pasangan memungkinkan otak merasa rileks dan
tidak memikirkan hal-hal lain sehingga anda lebih cepat terlelap. Selain
itu, ketika tidur bersama pasangan, anda akan merasa nyaman dan aman.
Hal ini pada gilirannya akan memengaruhi kualitas tidur. Bahkan gesekan
kulit saat tidur dan berpelukan dengan pasangan dapat membantu tubuh
merasa senang karena produksi oksitosin yang tinggi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/nikmatnya-tidur-sambil-memeluk-istri_54f340657455137c2b6c6e22
No comments:
Post a Comment